Air Minum

Air merupakan kebutuhan vital bagi makhluk hidup, khususnya bagi manusia kebutuhan untuk mendapatkan air yang bersih dan sehat menjadi sangat penting, sebab mengkonsumsi air yang tidak bersih dan sehat akan mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan / kehidupan manusia.

Air bersih adalah merupakan salah satu dari kebutuhan  pokok masyarakat, oleh karena itu pelayanan dan ketersediaan air bersih mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat.

Program penyediaan air minum, sanitasi dan kesehatan akan efektif dan berkelanjutan bila dilakukan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan dilakukan dengan melalui pendekatan yang tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat ( demand responsive approach ) Untuk itu perlu dilakukan suatu usaha memberdayakan masyarakat agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam penyiapan, melaksanakan, mengoperasionalkan dan memelihara sarana yang telah dibangun serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan.

Selama tahun 2007 Pemerintah Pusat melalui dana APBN dan didampingi dana APBD Kabupaten Pekalongan mengalokasikan dana sebesar Rp. 3.235.000.000 ( tiga milyar dua ratus tiga puluh lima juta rupiah )  untuk program air bersih. Dana APBN atau DAK ini diturunkan kepada masyarakat untuk program Air bersih, Air Minum dan Penyehatan Lingkungan ( AMPL ).

Selain itu dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat untuk memperoleh air minum dan sanitasi yang bersih dan sehat, pada tahun 2008 juga akan diadakan proyek penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yaitu berupa proyek Pamsimas ( Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat ) dimana masyarakat akan diajak untuk berpartisipasi supaya bisa merasa memiliki, sehingga mereka bisa ikut memelihara dan mengelolanya dengan baik.

Program ini sebagai evaluasi dari program-program biasanya yang selama ini dilakukan pemerintah bersifat top-down dari pemerintah, sehingga biasanya masyarakat tidak peduli terhadap proyek tersebut. Dalam proyek ini, keterlibatan masyarakat sangat jelas dari awal sampai akhir, mulai dari penentuan program kira - kira akan membuat apa, sistemnya, perencanaannya dan pengelolaannya dibuat oleh masyarakat sehingga pasca pelaksanaanpun masyarakat akan tetap mengelolanya. Targetnya bisa terwujud penyediaan air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat baik pemeliharaan, pengelolaan termasuk perbaikan alat - alat ( operation maintenance ) semuanya dilaksanakan oleh masayarakat.

Penentuan lokasi mana saja yang akan memperoleh proyek ini dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan, sehingga tidak semua lokasi memperoleh proyek ini, lokasi dipilih sesuai dengan kriteria - kriteria yang sudah ditentukan yaitu : (1) Desa/ Kelurahan miskin; Desa / Kelurahan terkait preferensi air tinggi 1,27 juta pertahun; Terbatas akses  air minum dan sanitasi; Diutamakan pada desa - desa yang belum mendapat proyek sejenis pada tahun - tahun terakhir; Adanya kontribusi masyarakat; dan (6) Adanya kesanggupan untuk beaya operasional dan pembiayaan.

Adapun jumlah proyek sebesar Rp. 275.000.000 per desa, untuk tahun 2007 Kabupaten Pekalongan mendapat jatah sebanyak 9 desa dan sekarang masih dalam tahap sosialisasi kepada masyarakat karena program Pamsimas ini merupakan program pemerintah secara nasional. Bentuk fisik program Pamsimas ini adalah: (1) Air bersih, bisa berupa sumur gali, sumur dalam/bor, pipanisasi ( dari mata air kebawah ); dan (2) Sanitasi, bisa berwujud MCK, saluran air dan lain sebagainya.

Program air bersih, air minum dan penyehatan lingkungan yang dibiayai oleh DAK tersebut akan dimulai pada tahun 2008, namun harus ada alokasi dana 30% untuk sanitasi. Program Pansimas ini akan berjalan selama 4 tahun, mulai dari tahun 2008 - 2011 tanggapan masyarakat Kabupaten Pekalongan sangat antunias. Untuk lebih jelasnya Tim Teknis sejak tanggal 26 Nopember 2007 selama 2 minggu sudah mengadakan identifikasi kegiatan - kegiatan yang akan dilakukan oleh masyarakat.

Faktor yang bisa menghambat program ini adalah apabila dimasyarakat tidak ada kekompakan, sedangkan permasalahan teknis bisa diminimalisir dengan adanya fasilitator. Ini adalah program yang menggunakan metode baru yang apabila bisa berjalan dengan baik, maka bisa dicobakan ke sektor lain.

Keadaan air bersih di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2007 yaitu dapat dilihat dari adanya jumlah penduduk yang menggunakan sumur gali tahun 2007 sebanyak 108.109 buah, naik dibanding tahun 2006
sebanyak 105.480 buah, sumur pompa sebanyak 1.446 buah naik dibanding tahun 2006 sebanyak 1.349 buah, sumur artetis tahun 2007 sebanyak 8 antara lain terdapat di Kecamatan Kesesi 1 buah, Kecamatan Wonopringgo 1 buah, Kecamatan Kedungwuni 1 buah, Kecamatan Sragi 1 buah, Kecamatan Wiradesa 2 buah dan Kecamatan Tirto 2 buah ,  menurun dibanding tahun 2006 sebanyak 17 buah, sementara jumlah pelanggan PDAM tahun 2007 sebanyak 4.740 Sambungan Rumah ( SR ) meningkat dibanding tahun 2006
sebanyak 4.574 Sambungan Rumah ( SR ), sedangkan banyaknya air tersalurkan ke pelanggan selama tahun 2007 sebanyak 1.012.863 m3 dengan nilai produksi sebesar Rp. 666.750.220,-
(Sumber Buku Profil, Potensi, Peluang Investasi dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Pekalongan Tahun 2007)