Berita

KAJEN - Komisi X DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pekalongan Senin (29/01/2024) siang. Mereka diterima langsung oleh Bupati Pekalongan Fadia Arafiq yang didampingi pejabat pemerintah daerah.

Pada kunjungan ini, Komisi X DPR RI membahas bidang ekonomi kreatif, berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Perpustakaan Nasional. Dalam kesempatan tersebut, pembahasan terutama difokuskan pada sektor ekonomi kreatif dengan tujuan mendapatkan data mengenai pengelolaan dan pengembangan ekonomi kreatif.

Ditemuai usai kegiatan, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq mengatakan bahwa kunjungan Komisi X DPR RI ke Kabupaten Pekalongan adalah tepat, karena Kota Santri ini terkenal dengan jumlah UMKM yang banyak serta masyarakatnya kreatif. “masyarakat perlu sentuhan dari Pemerintah Pusat, karena jujur mereka ingin mengembangkan produknya, mendapatkan modal, mengikuti pameran gratis sampai tingkat nasional dan internasional serta produknya mendapatkan ijin yang baik,” terangnya.

Fadia menambahkan, selain diikuti oleh legislatif dan jajaran Pemkab Pekalongan, pada pertemuan kali ini juga banyak diikuti para pengusaha dari berbagai jenis produk sehingga mereka juga bisa mengembangkan usahanya sesuai dengan apa yang diinginkan. “Kabupaten telah memiliki desa wisata yang diakui melalui SK., banyak masyarakat yang datang berkunjung untuk mengikuti kegiatan jeep wisata dan menikmati akomodasi di tingkat desa. Meskipun masih dalam skala desa, manfaatnya telah terasa positif bagi Kabupaten Pekalongan,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Rombongan Komisi X DPR RI Dr. H. Abdul Fikri Faqih, MM menyampaikan bahwa salah satu alasan berkunjung ke Kabupaten Pekalongan diantaranya karena Kabupaten Pekalongan mulai fokus untuk pengembangan ekonomi kreatif, hal ini ditandai dengan diterbitkanya Perda tanggal 4 Mei 2023 yakni Perda Nomor 1 Tahun 2023 tentang Ekonomi Kreatif.

“dengan adanya Perda tersebut, dan adanya regulasi dalam bentuk UU dan PP, kami ingin mendapatkan informasi, data dan kendala dalam pengelolaan dan pengembangan Ekraf di Pekalongan, khususnya sub sektor kriya atau craft dan fashion batik,” ungkapnya.

Menurutnya, sebelum pandemi covid 19, sektor pariwisata/ekraf memiliki potensi yang sangat baik, yaitu memiliki total potensi devisa sekitar 44 miliar USD. Pasca pandemi, diperlukan upaya ekstra serta waktu yang lama untuk memulihkan dan mewujudkanya kembali. Namun pada masa ini terdapat sub sektor ekraf yang masih bertahan dan berkembang dan berkontribusi signifikan bagi ekspor Indonesia diantaranya, fashion, kriya, kuliner, penerbitan dan seni pertunjukan. ”dengan tertinggi berasal dari kontribusi fashion yang menyumbang 56,53 % dari total ekspor ekraf pada triwulan I tahun 2022, diikuti produk kriya sebesar 38,05 %,,” tuturnya.