Berita

KAJEN – Pemkab Pekalongan menargetkan pada tahun 2019 ini bebas kumuh dengan menyelesaikan penanganan wilayah kumuh seluas 162,05 Hektare hingga akhir Tahun 2019 ini.  Target bebas kumuh pada tahun 2019 ini disampaikan Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH, M.Si pada saat tinjauan ke Sungai Mrican yang ditutup di wilayah Kecamatan Wonokerto, Selasa (15/10/2019) sore.
 
Dijelaskan Bupati, pada Tahun 2014, Kabupaten Pekalongan menyandang predikat daerah terkumuh se-Jawa Tengah dengan luas kekumuhan mencapai 614, 52 ha. Namun, berkat penanganan dengan baik dan kerjasama dengan berbagai pihak, kata Bupati, saat ini terjadi penurunan wilayah kumuh yang sangat drastis. Bahkan pada Tahun 2019 ini Bupati KH. Asip menargetkan Kabupaten Pekalongan bebas kumuh.
 
Berdasarkan SK Bupati Pekalongan Nomor 663/ 408 Tahun 2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Pemukiman Kumuh sebesar 671,84 Ha. Namun yang diakui oleh Nasional yakni seluas 614,52 Ha di 34 Desa/ 7 Kecamatan.
 
Menurutnya, ada beberapa gerakan ataupun inisiasi masyarakat yang punya andil besar untuk penurunan kekumuhan, seperti GENTONG HEBAT (Gerakan Gotong Royong Hidup Bersih dan Sehat ), BERJUMPA (Bersih Jum’at Pagi), GEMA SAHE (Gerakan Masyarakat Sapu Bersih Sampah dan Bongkar Helikopter/ jamban liar) serta ABANG RUDI (Ayo Bangun Rumah Sendiri).
 
“Setelah semua program tersebut terakumulasi dan dijalankan dengan baik, kita juga mendapatkan bantuan yang signifikan dari program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh), dengan capaian pengurangan kumuh yang luar biasa,” ujar KH. Asip.
 
Disebutkan, pada tahun 2016 capaian pengurangan kumuh seluas 84,94 hektare (sisa 529,58 Ha). Pada tahun 2017 seluas 50 Ha (sisa 479,58 Ha) dan pada tahun 2018 seluas 317,53 Ha (sisa 162,05 Ha). Capaian Penanganan Kumuh seluas 162,05 Ha ditargetkan selesai pada tahun 2019 ini, sehingga Kabupaten Pekalongan bebas kumuh tahun 2019 ini. ( Tim Humas Dinkominfo Kab. Pekalongan)
 
Publisher : aris 
KAJEN - Sebanyak 200 Penyandang Disabilitas dan Lansia di Kota Santri menerima bantuan berupa alat bantu dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan melalui Dinas Sosial, Selasa (15/10/2019).
 
Pemberian bantuan secara simbolis diberikan oleh Wakil Bupati Pekalongan Ir. Hj. Arini Harimurti bersamaan dengan Rapat Koordinasi Komisi Daerah (Komda) Lansia Kabupaten Pekalongan, di Aula Dinas Sosial setempat. 
 
Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti mengatakan, bantuan berupa alat tersebut bertujuan agar dapat memudahkan para penerima dalam beraktivitas.
 
“Penyandang Disabilitas dan Lansia memerlukan alat-alat bantu yang dapat membantu mereka dalam beraktivitas sehari-hari,” katanya.
 
Arini berharap, dengan bantuan tersebut, para Penyandang Disabilitas dan Lansia dapat lebih produktif dan punya kesempatan untuk ikut membangun Kabupaten Pekalongan.
 
“Utamanya agar mereka beraktivitas lebih lancar dan mengurangi beban dari keluarga,” terangnya.
 
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial, Siti Masruroh menuturkan, pada tahun 2019 ini pemkab melalui dinsos memberikan bantuan kepada 200 Penyandang Disabilitas dan Lansia sesuai dengan kebutuhan mereka.
 
“Ini juga sebagai sosialisasi bagi masyarakat apabila ada keluarga miskin Penyandang Disabilitas dan Lansia yang membutuhkan alat bantu bisa mengajukan permohonan kepada Bupati melalui desa dan nanti akan disampaikan ke dinsos,” paparnya.
 
Masruroh menambahkan, pemberian bantuan akan diberikan berdasarkan prioritas dan jumlah anggaran, untuk tahun 2019 ini, anggaran bantuan sebesar 160 juta yang di berikan kepada warga di 18 kecamatan.
 
“Satu kecamatan yang tahun ini tidak mengajukan yakni Kecamatan Kandangserang, adapun jumlah bantuan yakni 200 alat bantu, berupa kursi roda 62 buah, walker 26 buah, kruk 5 buah, alat bantu dengar 55 buah, protase atau kaki palsu 13 buah, tongkat netra 10 buah, kacamata netra 23 buah dan tripod 6 buah,” terangnya.
 
Untuk bantuan seperti ini, lanjut Masruroh, pengajuan setiap tahun sebanyak 300 orang, namun pada tahun ini baru bisa membantu 200 orang.
 
“Kita berharap melalui bantuan ini para Penyandang Disabilitas dan Lansia dapat meningkat kesejahteraanya, memudahkan aktivitas agar mereka lebih produktif dan lebih sejahtera, dan pada tahun depan Pemkab bantuan yang diberikan bisa lebih banyak lagi,” harapnya.(red) 
 
Publisher : aris

KAJEN - Pemkab Pekalongan menyiapkan anggaran hingga Rp 200 juta untuk membantu pembuatan sumur di wilayah terkena dampak kekeringan. Hal tersebut disampaikan Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.,M.Si pada saat kunjungan kerja ke wilayah yang terdampak kekeringan yaitu Desa Rowocacing, tepatnya di Dukuh Rowocacing Gede, Kecamatan Kedungwuni, Senin (14/10/2019).

“Untuk kekeringan di Rowocacing ini salah satu solusinya adalah sharing, warga menyiapkan lahan sekitar 6 x 6 meter, dan bantuan sumurnya dari Pemkab yang anggarannya sampai Rp 200 juta,“ tandas Bupati Asip.

Menurut Bupati, trennya kalau musim kemarau, mereka sudah tidak bisa mengambil air dari sumur permanen mereka. “Nanti kita meminta kepada warga agar menyediakan lahan, nanti kita akan bantu membuat pompa sumur dalam. Insya Allah dengan pompa sumur dalam ini bisa memenuhi kebutuhan air rumah tangga dari 1000 jiwa ini. Makin cepat makin baik, sekaligus untuk menyelesaikan persoalan kekeringan yang ada di Rowocacing,” terang Bupati.

Disampaikan Bupati KH. Asip, setiap pihaknya mengunjungi daerah yang berpotensi kekeringan, harus memberikan solusi jangka pendek, menengah maupun panjang. “Kemarin, di Desa Lambanggelun Paninggaran, alhamdulillah kita sudah mengalirkan air sejauh 8 kilometer. Bantuan jangka pendek bentuknya seperti bantuan air bersih dengan tanki air bersih. Di Rowocacing ini nanti setelah ada musyawarah warga untuk menentukan lokasi pembangunan sumur dalam di mana, nanti kita akan survei secara teknis, dan tidak akan lama kita kerjakan, sehingga kemudian kekeringan di Dukuh Rowocacing Gede ini bisa kita atasi,” tegas Bupati.

Namun demikian, Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada sejumlah organisasi masyarakat yang telah membantu menyalurkan air bersih. Kekeringan sudah dialami warga Dukuh Rowocacing Gede sejak sekitar 1,5 bulan terakhir. Bupati berusaha menyelesaikan masalah kekeringan satu per satu. Pihaknya akan mendorong PDAM agar memperluas jaringan layanan air bersih. Saat ini Sambungan Rumah Tangga yang terpasang sebanyak 14.000 SR. Ditargetkan, pada tahun 2023-2024 30.000 SR sekaligus untuk memeratakan. selain itu juga ada program Petanglong, untuk wilayah perkotaan. (red)

Publisher : aris

KAJEN - Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.M.Si beserta ribuan Jama’ah dari berbagai wilayah di Kabupaten Pekalongan menghadiri Kegiatan pengajian Thoriqoh Al Mu’tabaroh Annahdliyah Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Pekalongan, bersama Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya di Halaman Pendopo Rumah Dinas Bupati Pekalongan, Ahad (13/10/2019).
 
Kegiatan yang mengambil tema “Melalui Thoriqoh Kita Optimalkan Peran Muslimat Dan Santri Indonesia Menuju Ridho Allah SWT" dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Dra. Hj. Hindun, MH., Wakapolres Pekalongan Kompol H. Mashudi, SH dan Para Kiyai dan Ibu Nyai serta jamaah Muslimat Thoriqoh.
 
Dalam sambutannya, Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi memberikan informasi berkaitan dengan BPJS karena menurutnya banyak warga yang menanyakan. Dijelaskan Bupati, bahwa jumlah penduduk Kabupaten Pekalongan kurang lebih ada 900 ribu jiwa, yang sudah mempunyai Kartu Indonesia Sehat sebanyak 730 ribu orang, sedangkan yang sudah punya kartu jaminan kesehatan dari Pemkab atau Jamkesda sebanyak 80 ribu orang.
 
“Sehingga total sisanya sebanyak 63 ribu warga Kabupaten Pekalongan yang  belum mempunyai kartu jaminan, tapi semoga baik, yang sudah punya maupun yang belum semuanya selalu dalam keadaan sehat,” katanya.
 
Selain itu, kata KH. Asip, pembangunan di Kota Santri berjalan dengan aman dan lancar, tidak hanya sektor fisik dan non fisik saja, akan tetapi sektor budaya juga dibangun.
 
“Beberapa waktu yang lalu Seni Tari Sintren Kabupaten Pekalongan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda, itu wujud pemerintah peduli dengan budaya,” ujarnya.
 
Belum lama ini, tambah Bupati, Kabupaten Pekalongan mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya yakni penghargaan di bidang lingkungan.
 
“Untuk itu saya minta kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapian, dan selalu membuat lingkungan adem untuk mengantisipasi pemanasan global dan jangan buang sampah sembarangan, karena slogan kita sekarang kaline resik rejekine apik, dalane padang rejekine gampang,” lanjutnya.
 
Sementara itu, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dalam mauidhoh khazanah menyampaikan, pentingnya thoriqoh di jaman sekarang, sebagai salah satu obat bagi iman. Menurutnya, jika thoriqoh selalu diamalkan dengan baik, maka nuraninya akan baik. 
 
“Bagaimana tidak? karena thoriqoh itu tersambung dan menembus ke hati setiap manusia yang berthoriqoh, dan thoriqoh bukan hanya sekedar penghias hati,” katanya
 
Ditambahkan Habib, orang yang membiasakan mengamalkan sunnah Nabi, maka akan menjadi gerak reflek karena dilakukan setiap hari.
 
“Maka orang tersebut akan terlatih karena setiap hari mengikuti sunah, seperti memakai pakaian dengan mendahulukan yang kanan dan sunnah-sunah lainnya,” ujarnya.
 
Sementara salah satu pembicara, KH. Abdullah Saad Pengasuh Ponpes AL Inshof Karanganyar Solo saat memberikan tausiyahnya mengatakan, bahwa filosofi hidup adalah mengenal Allah Swt, karena hakekat manusia diciptakan untuk beribadat kepadan-Nya.
 
Menurutnya, menganal kepada sesama manusia saja penting agar kalau suatu saat kita butuh pertolongan tentu orang yang kita kenal yang bisa dimintai pertolongan.
 
“Apalagi kenal kepada Allah dzat yang maha kuasa segalanya yang bisa kita minta pertolongannya sehingga manusia harus lebih mengenal Allah, dengan salah satu sarananya yakni ibadah, dengan kenal kepada Allah maka akan lebih mudah doa kita dikabulkan,” katanya.(didik/dinkominfo kab.pekalongan) 
 
Publisher : aris
KAJEN - Pemerintah Kabupaten Pekalongan mempunyai target tahun 2021 semua anak di Kota Santri tamat Sekolah Menengah Pertama atau SMP. Untuk memenuhi target tersebut Pemkab Pekalongan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melaunching Aplikasi Kajen Zero Drop Out atau Kajen Rodo.
 
Launching Aplikasi Kajen Rodo dilakukan langsung oleh Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.,M.Si bersamaan dengan pembukaan Workshop Peningkatan Mutu Pendidikan Forum Lintas MGMP SMP Kabupaten Pekalongan dengan tema “Adiresy Smart Teaching Indonesia”  di Hotel Daffam Kota Pekalongan, Sabtu (12/10/2019) pagi.
 
Workshop diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan bekerjasama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan didukung oleh Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara (YPAN).
 
Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi mengungkapkan, aplikasi Kajen Rodo merupakan program yang bagus karena dengan aplikasi ini bisa diidentifikasi permasalahan anak putus sekolah. “Dengan aplikasi ini kita tahu mengapa anak tidak sekolah, alasannya apa, sekolah dimana, desanya mana dan mereka ada dimana, terdeteksi semua,” katanya.
 
Menurutnya, Pemkab Pekalongan mempunyai cita-cita pada tahun 2021 semua anak sudah tamat SMP, untuk memenuhi mandat Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun. “Mudah-mudahan program ini terlaksana, karena kita akan running menuju Wajar 12 tahun,. Mustahil kita mengejar Wajar 12 tahun kalau kita tidak menyelesaikan Wajar 9 tahun,” terang Bupati.
 
Dijelaskan Bupati, dengan aplikasi tersebut Pemkab bisa melacak satu persatu anak putus sekolah. Pada prinsipnya Pemkab ingin anak-anak di Kabupaten Pekalongan agar bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak. “Pokok e kudu sekolah, bisa lewat kejar paket atau kita rayu agar mau kembali ke sekolah. Dengan tujuan agar mereka mempunyai kompetensi dan daya saing sehingga menjadi generasi yang kompetitif dan lebih berhasil, lebih berakhlak. Minimal kita didik sampai SMP,” ujarnya.
 
Untuk itu, Bupati KH. Asip meminta kerjasama dari seluruh pihak tidak hanya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan saja, akan tetapi juga dari orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi masyarakat untuk bersama-sama bergerak menyukseskan Wajar 9 tahun sambil pelan-pelan mewujudkan Wajar 12 tahun.
 
“Aplikasinya sudah ada tinggal treatment yang cepat dan tepat dan yang paling penting menumbuhkan kesadaran agar anak-anak dapat dididik kembali, terutama mentalitas orang tuanya,” paparnya.(didik/dinkominfo kab.pekalongan)
 
Publisher : aris