Berita

KAJEN– Sintren Kabupaten Pekalongan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia untuk kategori atau domain Seni Pertunjukan. Penetapan Karya Budaya Sintren sebagai salah satu WBTb itu disampaikan pada acara Apresiasi Penetapan Warisan Budaya Indonesia Tahun 2019 di Istora Gelora Bung Karno, Selasa (8/10/2019) malam.

Kegiatan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia sebagai salah satu rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019 di Komplek Gelora Bung Karno yang berlangsung dari tanggal 7 – 13 Oktober 2019.

Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, S.H.,M.Si didampingi istri yang sekaligus Ketua Komunitas Perempuan Berkebaya Kabupaten Pekalongan Dra. Hj. Munafah, Staf Ahli Bupati Dra. Hj. Siti Masruroh, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dra. Hj. Sumarwati, S.IP., M.AP beserta Kabid Kebudayaan dan jajarannya menghadiri acara tersebut untuk menerima apresiasi, mewakili Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Pekalongan.

Dalam laporannya Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dihadiri oleh 11 Pimpinan Daerah yang terdiri dari 7 Gubernur dan 4 Wakil Gubernur sebagai penerima langsung lembar penetapan Warisan Budaya Takbenda dan 27 Bupati dari berbagai daerah di Indonesia.

“Kami berharap kegiatan tidak berhenti pada apresiasi terhadap objek pemajuan kebudayaan dan sumber daya manusia kebudayaan saja, tetapi harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis kebudayaan,” katanya.

Dijelaskan Hilmar, pelaksanaan kegiatan Apresiasi Penetapan Warisan Budaya Takbenda didukung oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota yang memberikan sumbangan berupa pertunjukan kesenian dan kuliner yang tahun ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dalam rangka ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

“Terdapat 40 grup penampil dengan total 481 peserta, mulai dari yang termuda, yakni Okta Setia Jaya (12 Tahun, dari Kabupaten Pekalongan), penampilan Sintren dari Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah hingga yang tertua Bapak Abdullah (83 tahun) menampilkan kesenian Zikir Berdah dari Jambi. Ini menjadi bukti bahwa kebudayaan milik semua generasi, kebudayaan menjadi sumber kebahagiaan semua umur,” tutur Hilmar Farid.

Pemberian status Budaya Takbenda menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan rekomendasi Tim Ahli yang meliputi 5 domain sesuai dengan Konvensi 2003 UNESCO tentangSafeguarding of Intangible Cultural Heritage yang sudah diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 2007 melalui Peraturan Presiden no. 78 tahun 2007 tentang Pengesahan Convention for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage.

Lima domain tersebut yakni, pertama, Tradisi dan Ekspresi Lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya takbenda. Ke-2, Seni pertunjukan. Ke-3, Adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan, ke-4, Pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, dan ke-5 Kemahiran kerajinan tradisional.

Penyerahan lembar penetapan sendiri dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Cahyo Kumolo didampingi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi kepada Gubernur Seluruh Indonesia atau yang mewakili. Pada Tahun ini, terdapat 31 Provinsi yang menerima Lembar Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Kegiatan Apresiasi Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2019 merupakan bentuk Apresiasi Pemerintah Republik Indonesia terhadap objek dan sumber daya manusia kebudayaan serta upaya untuk pelindungan warisan budaya takbenda melalui inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan dan publikasi objek pemajuan kebudayaan yang melibatkan pemerintah daerah, akademisi dan komunitas.

Dalam sambutannya Mendikbud mengatakan bahwa Program Penetapan ini dilakukan agar para Gubernur, Kepala Daerah di tingkat Provinsi, Kabupaten, Kotamadya atau pemangku kepentingan dan masyarakat dapat melakukan pelestarian, yaitu dengan melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan serta melakukan pembinaan warisan budaya takbenda tersebut sebagai kekuatan budaya dalam pembangunan yang berkelanjutan.

“Untuk meningkatkan upaya pelestarian dalam bentuk penetapan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perlu diikuti oleh pemerintah daerah dalam tindak lanjut hasil penetapan dengan melakukan kegiatan-kegiatan nyata seperti festival, seminar, sarasehan, workshop atau bahkan dapat masuk ke dalam kurikulum pendidikan yang membangkitkan semangat pelestarian warisan budaya takbenda,” ujar Mendikbud.

Ditetapkan 267 Warisan Budaya Takbenda

Sejalan dengan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah melaksanakan kegiatan Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2013, dan pada tahun 2019 ini ditetapkan sebanyak 267 Warisan Budaya Takbenda melalui Sidang Penetapan Warisan Budaya Tak benda Indonesia pada tanggal 13-16 Agustus 2019 yang dihadiri oleh Dinas Bidang Kebudayaan dari 31 Provinsi. Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang telah ditetapkan sejak tahun 2013-2019 dengan total keseluruhan sebanyak 1.086 Karya Budaya.

Dalam arahannya, Mendagri, Tjahjo Kumolo berharap kegiatan penetapan warisan budaya takbenda ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kita bersama dalam memajukan kebudayaan dan memperkuat kerjasama lintas-instansi baik di tingkat pusat maupun daerah, khususnya berkenaan dengan warisan budaya takbenda. “Besar harapan saya bahwa penetapan warisan budaya takbenda ini diikuti dengan rangkaian kebijakan pengelolaan yang sistematis oleh Pemerintah Daerah,” ungkap Mendagri.

Terpisah, Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.,M.Si usai acara menyampaikan, kesenian sintren merupakan salah satu kesenian asli Kabupaten Pekalongan yang perlu dieksplorasi terus-menerus, terutama dalam rangka menegakkan kedaulatan budaya Indonesia. “Saya berterima kasih sekali kepada seluruh pihak yang sudah sama-sama mengangkat kesenian sintren ini menjadi warisan budaya nonbendawi dan diakui secara Nasional oleh Kemendikbud sebagai kesenian khas yang bertumpu pada latar belakang kehidupan masyarakat Kabupaten Pekalongan,” ujar Asip.

Ke depan, pihaknya akan mengadakan gelar budaya lokal dan sintren ini akan terus ditampilkan dan terus disempurnakan, sehingga menjadi bentuk kesenian yang dinamis, namun tetap berakar pada nilai-nilai tradisional yang sudah kita warisi secara turun-temurun.

Budayawan asal Kabupaten Pekalongan, Agus Sulistiyo, menuturkan, sintren merupakan kesenian asli dari Kabupaten Pekalongan, dalam kesejarahannya, ada data-data yang sedikit banyak berkaitan, antara cerita tutur masyarakat dengan tokoh-tokoh yang tersebut dalam sintren, antara lain tokoh Sulasih dan Sulamjono. Di mana Sulamjono dalam data sejarah disebut sebagai Penguasa Pekalongan di tahun 1632. “Ini yang menjadikan dasar paling logis yang menyatakan bahwa sintren asli dari Kabupaten Pekalongan,” ujar Agus.* (Didik & Lilik Dinkominfo Kab. Pekalongan)

Publisher : aris 

BOGOR -  Bupati Pekalongan H. Asip Kholbihi, SH, M.Si menerima penghargaan Natamukti Kategori Kabupaten, sebuah apresiasi bagi pegiat UMKM dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM). Penghargaan diterima Kepala Disperindagkop UKM Ir. Hurip Budi Riyantini dan Ketua Dekranasda Kabupaten Pekalongan, Dra. Hj. Munafah Asip Kholbihi, mewakili Bupati, dalam acara Galang UMKM 2019 Bogor, di Bogor, Jawa Barat, Senin (7/10). 
 
Penganugerahan penghargaan ini  atas kerja sama KUKM dengan MarkPlus, Inc. lewat MarkPlus Institute. Founder & Chairman MarkPlus, Inc. yang juga Chairman ICSB Indonesia Hermawan Kartajaya, menjelaskan, penghargaan Natamukti dibagi menjadi tiga kategori. 
 
Natamukti diberikan kepada kota dan/atau kabupaten yang berhasil dalam mempromosikan UMKM lokal, mendorong peningkatan kualitas produk UMKM lokal, serta membangun ekosistem UMKM di daerahnya. Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu kabupaten/ kota yang mendapatkan penghargaan ini. 
 
Penghargaan kategori lainnya yakni Natamukti Ganapravara. Penghargaan ini diberikan kepada pemenang Natamukti Nindya tahun-tahun sebelumnya yang terus menunjukkan kinerja bagus di tahun berikutnya. “Atau dengan kata lain, mereka adalah yang sudah pernah meraih Natamukti Nindya dan hingga kini terus menunjukan kinerja positif dalam memajukan UMKM di daerahnya,” tutur Hermawan Kertajaya.
 
Natamukti Nindya sendiri adalah penghargaan tertinggi dari Natamukti. Kota atau kabupaten peraih Natamukti Nindya adalah terbaik dari yang terbaik dari semua peraih Natamukti. Untuk tahun ini Natamukti Nindya diraih oleh Kabupaten Sleman.
 
Lebih lanjut Hermawan Kertajaya menjelaskan, penentuan penerima Penghargaan Natamukti ini dilakukan melalui proses panjang. Dimulai dari riset yang dilakukan tim ICSB dari berbagai daerah, yang kemudian diverifikasi dilapangan oleh tim ahli International Council for Small Business (ICSB) mengacu pada Model Natamukti, yaitu bagaimana melakukan pengembangan UMKM yang Terpercaya, Terdepan, dan Teratur.
 
Kegiatan Galang UKM Indonesia 2019 Bogor terdiri dari tiga rangkaian agenda utama, yakni penghargaan Natamukti dan apresiasi dari ICSB Indonesia Presidential Award bagi para pihak yang mendukung dan berkontribusi positif terhadap kemajuan UKM di Indonesia, seminar UKM, seminar untuk menambah wawasan para pelaku UKM, serta pameran dan kurasi UKM Brilian, yakni sesi pameran & seleksi para pelaku UKM di setiap kota untuk memperoleh predikat UKM BRILIAN 2019.
 
Dalam acara ini, hadir para kepala daerah dan para pelaku UKM yang membagikan ilmunya kepada masyarakat. Selain Hermawan, hadir Wali Kota Bogor Bima Arya, Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Rully Indrawan dan Jacky Mussry, Chairman ICSB Indonesia.(Tim Humas Dinkominfo Kab. Pekalongan)
 
Publisher : aris
KAJEN - Siswa siswa SMP N 2 Kesesi ujuk kebolehan pada acara pagelaran kethoprak bocah dengan tema " sesuluh ki ageng cempaluk " , di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) Jakarta, minggu ( 06/10/2019) pagi. Judul ki Ageng cempaluk diambil dari nama tokoh pendiri kabupaten Pekalongan.  
 
Bupati juga menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada anak-anak SMP N Kesesi dan kepala sekolah serta semua yang terlibat dalam pagelaran kethoprak bocah tersebut. " Insyaalloh akan saya kasih penghargaan semua " ucapnya.
 
Pada kesempatan ini Bupati menyampaikan bahwa pada tahun 2019 ini  pihaknya akan membangun rest area seluas 10 hektare. Yang sekaligus dijadikan sentra batik, ada mall dan hotelnya juga di kabupaten Pekalongan. 
 
Diharapkan nantinya masyarakat tidak usah keluar, cukup belanja batik di rest area kabupaten Pekalongan. Disamping itu pada tahun ini juga ada exit tol, yang mana cukup keluar dari Bojong saja, tidak perlu ke kota Pekalongan.
 
Sementara itu pada kesempatan yang sama ketua DPRD kabupaten Pekalongan Dra. Hj. Hindun MH berharap dengan kebolehan anak-anak kita nanti juga akan melahirkan generasi baru di Kabupaten Pekalongan yang bisa newarisi budaya budaya yang bisa mendatangkan kabupaten Pekalongan agar semakin sejahtera lahir dan batin. " kita tahu bahwa kabupaten Pekalongan punya banyak potensi. Potensi wisatanya sangat bagus, ada beberapa potensi wisata yang harus dikembangkan oleh pemkab Pekalongan. Oleh karena itu dengan sinergitas dari seluruh OPD, seluruh elemen masyarakat, baik yang ada di Jakarta, luar kabupaten Pekalongan semuanya dengan yang ada di kabupaten Pekalongan tentu sangat bisa memberikan potensi bisa berkembang dengan baik ". tuturnya. 
Hindun juga mengucapkan terimakasih kepada bupati Pekalongan atas inovasi yang sudah dilakukan bupati selama 3,5 tahun ini. " Alhamdulilah pembangunan kabupaten Pekalongan berkembang dengan baik, wisatanya juga maju, baik wisata yang sudah ada maupun yang baru. Termasuk juga batik yang sudah melegenda, harus bisa dinasionalisasi, diinternasionalkan. Ini sudah dibuktikan oleh bupati kita dengan kerjasama antar daerah dan dengan luar negeri",  ungkapnya.
 
"Mudah mudahan semakin menumbuhkan masyarakat kita masyarakat pengusaha, masyarakat home industry, baik batik, kuliner, dan sebagainnya untuk bisa berkembang dengan baik" tambahnya. 
 
Dalam kesempatan itu juga dari Badan Penghubung Jateng, M Wahyu Alamsyah SH 
menyampaikan kepada warga perantau Jawa Tengah dan warga perantau kabupaten Pekalongan yang ada di Jabodetabek untuk bisa memanfaatkan ajang ini sebagai sarana silaturahmi sekaligus diharapkan bisa memberikan kontribusi, bersinergi dengan pemerintah daerah untuk membangun kabupaten Pekalongan. 
Wahyu juga menyampaikan pada bulan November Badan Penghubung provinsi Jateng akan meluncurkan suatu bentuk aplikasi berbasis android yaitu JATENG SIP Sebagai sarana informasi, promosi dan pelayanan bagi masyarakat Jateng di Jabodetabek dan juga bagi masyarakat Jateng secara keseluruhan. 
 
Peluncuran aplikasi ini agar masyarakat Jateng yang ada di Jabodetabek pada saat yang akan datang bisa mengikuti, menghadiri kegiatan atau event event yang ada di kabupaten/kota dengan harapan nantinya aplikasi ini dapat menunjang kegiatan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat. Kabupaten / kota di Jawa Tengah.
 
Pagelaran kethoprak bocah diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan  kebudayaan kabupaten Pekalongan dengan ketua penyelenggara sekaligus kepala dinas dikbud kab. Pekalongan , hj. Sumarwati. Menurut Sumarwati kesempatan tampill di Anjungan Jateng TMII Jakarta tersebut merupakan kesempatan emas. " semoga nanti setelah menyaksikan bersama kita bisa mengambil hikmahnya dari penampilan anak anak dari SMP N 2 Kesesi". Pungkasnya.
 
Pagelaran kethoprak bocah " Sesuluh ki ageg cempaluk " dihadiri bupati Pekalongan KH Asip Kholbihi SH MSi, ketua DPRD dra. Hj Hindun MH, ketua penyelenggara sekaligus kepala Dinas dikbud Hj Sumarwati, Ketua Komisi A, komisi B, Komisi C, dan Komisi D DPRD kab Pekalongan, ketua paguyuban Jateng serta jajaran pengurus, Asisten Pemerintahan dan kesra drs. Ali Riza, kepala kantor kesbangpol, kepala dinporapar, para kepala sekolah SMP se kabupaten Pekalongan, komunitas paguyuban se Pekalongan, serta warga rantau Jateng di Jakarta ( red )
 
Publisher : aris
KAJEN - Pemerintah Kabupaten Pekalongan mempunyai langkah transformatif dalam pengolahan sampah, yakni dari berbasis offline menjadi online.
 
Hal itu ditandai dengan dilaunchingnya pengelolaan sampah berbasis aplikasi Yowaste di Desa Pecakaran, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jumat (4/10/2019).
 
Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.M.Si mengatakan, pengolahan sampah di Kabupaten Pekalongan awalnya masih berbasis offline dan sekarang akan mulai diberlakukan dengan menggunakan aplikasi online.
 
“Sudah sejak 10 hingga 15 tahun lalu pengolahan sampah dilakukan dengan cara offline, sekarang kita transformasikan menjadi berbasis online,” kata Bupati.
 
Aplikasi Yowaste, kata Bupati, berbasis aplikasi android yang akan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. “Teknisnya nanti warga mengumpulkan sampah, lalu mengklik aplikasi Yowaste, kemudian petugas akan datang untuk menimbang sampah dan akan ditransfer berdasarkan nilai sampah tersebut,” ujarnya.
 
Dijelaskan Bupati KH. Asip, untuk tahap pertama sampah yang akan dikelola yakni sampah plastik dan kardus. “Ada kriteria sampah yang bisa dikelola di aplikasi yowaste,” terangnya.
 
Bupati menambahkan, Pemkab pekalongan sudah mempunyai road map atau peta jalan untuk mendukung aksi Indonesia bebas sampah pada tahun 2025. “Sampah kita setiap hari sejumlah 700 ton, dengan 30 persennya adalah sampah plastik dan sampah ini akan kita kelola dengan baik,” tuturnya.
 
Melalui program ini, lanjut Asip, merupakan bukti bahwa Kota Santri mampu menjalankan amanat nasional berkaitan Indonesia bebas sampah, khususnya sampah plastik. “Kita punya komitmen untuk mengurangi sampah hingga 70 persen yang sudah diwujudkan dengan pembuatan perda pada tahun 2018 dan perbup pengedalian sampah plastik dan stereofoam pada tahun 2019,” lanjutnya
 
Tidak hanya itu, aksi nyata pengurangan sampah juga diwujudkan dalam aksi Berjumpa atau Bersih Jumat Pagi yang dilakukan bersama masyarakat dan bentuk kegiatan lainnya.
 
“Kita juga berkomitmen untuk membersihkan sungai dengan slogan “kaline resik rejekine apik, kaline kotor rejekine ora glontor”, dan Kabupaten Pekalongan akan menjadi pelopor sebagai kota/kabupaten bebas sampah,” paparnya. ( red )
 
Publisher :aris
KAJEN - Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.M.Si mengintruksikan Direktur PDAM Tirta Kajen Kabupaten Pekalongan yang baru Nur Wachid untuk langsung tancap gas atau gas poll. Instruksi itu ditekankan Bupati lantaran mengaku prihatin dengan kondisi Perusda Air Minum Tirta Kajen yang hingga kini tidak berkembang dibandingkan dengan perusda sejenis di daerah tetangga seperti di Kabupaten  Kendal, Batang, Kota Pekalongan, dan Pemalang. 
 
Padahal, Kabupaten Pekalongan memiliki kelebihan kaya akan sumber air baku. "Setelah dilantik langsung gas poll. Konsolidasi internal cukup seminggu," tandas Bupati KH. Asip Kholbihi, SH.M.Si saat melantik Direktur Perusda Air Minum Tirta Kajen masa bakti 2019-2024 di Aula Lantai I Setda Kabupaten Pekalongan Nur Wachid, Kamis (3/10/2019 ) sore. 
 
Pelantikan Direksi Perumda Air Minum Tirta Kajen masa bakti 2019-2024 dihadiri Wakil DPRD Kabupaten Pekalongan Mas'udah dan sejumlah pejabat teras di lingkungan Pemkab Pekalongan seperti Sekda Mukaromah Syakoer, Kepala Bappeda Bambang Irianto, dan mantan Plt Direktur PDAM Kajen Kasmari.
 
Adapun dasar regulasi Pelantikan dan pengambilan acara ini adalah Keputusan Bupati nomor 539/323/2019 tentang pengangkatan direksi PDAM Tirta Kajen masa jabatan 2019-2024. Selaku direktur adalah Nur Wachid yang sebelumnya menjabat direktur PDAM Demak.
 
Nur Wachid terpilih sebagai direktur Perumda Air minum Tirta Kajen berdasarkan hasil seleksi direksi Perumda yang telah dilaksanakan oleh tim pansel hasil bentukan Pemkab Pekalongan. Pengambilan sumpah dan pelantikan dilakukan langsung oleh Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.M.Si
 
Setelah proses pelantikan dan pengambilan sumpah, Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.M.Si meminta jajaran direksi dan karyawan di PDAM Kajen langsung gerak cepat dan gaspol mengembangkan perusahaan milik pemerintah daerah ini.
 
"Seorang muslim terikat dengan janjinya. Pak Nur Wachid ini seorang pendatang baru ikut tes ternyata lolos seleksi.  Model rekrutmen inilah jawaban akan kemajuan yang kita inginkan. Sungguh ironi di Kabupaten Pekalongan kaya sumber air tapi perkembangan PDAM dari dulu sampai sekarang masih itu itu saja," katanya.
 
"Direktur baru sudah berjanji tahun 2024 minimal 30 ribu sambungan rumah tangga. Nanti akan kita evaluasi, tahun 2024 ada pergerakan ga?  Lakukan gerak cepat, manajemen modern. Semuanya semangat semua agar PDAM maju. Kendal kantornya luar biasa. Gajinya sudah 16 kali," sambungnya.
 
Untuk itu, lanjut bupati akan memberikan gaji karyawan PDAM Tirta Kajen sebanyak 20 kali dengan catatan ada perbaikkan hasil kinerja. Namun begitu apabila dalam perjalanan nanti tidak menunjukkan hasil baik ya tentu akan berlaku sebaliknya.(didik /dinkominfo kab.pekalongan) 
 
Publisher : aris